Hmm, sambil nunggu mie ayam yg dibuatin omnya yg jual, ku liatin beberapa cewek yg juga lagi makan mie ayam di depanku, ku liatin teruuuus aja biar salah tingkah. Cara makannya bener-bener ditata, dikit-dikit ambil tisu, dikit-dikit ambil tisu, ambil tisu kok dikit dikit ? Muahahah, emank sih kalo cewek atopun cowok kalo waktu makan diliatin sama lawan jenisnya keliatan risih gitu, ngangkat sendok tuh kayak ngangkat barbell tiga puluh kilo tau nggag.
Wah, emang lagi antree, aku lanjutin waktu menunggu sambil mbaca koran yg sengaja disediain di meja depanku.
"Permisi mbak, koran tuh di baca bukan buat underlayer mie ayam ya mbak" ucapku kepada salah seorang cewek di depanku seakan membuatnya tersedak.
"oh iya mas, maaf mas" jawabnya sambil mengambil sedikit tisu lagi dan membiarkanku mengambil koran yg tadinya di taruh di bawah mangkuk mie ayam.
"Koran Surya, Jujur Malah Membuat Ajur" Kubaca headline dengan lantang tapi dalam hati
"waow, ini menarik, tentang kejujuran seseorang yg bisa membawa malapetaka, emank sih kejujuran itu juga bisa membuat orang celaka yao, hihihih" pikirku lagi seakan menebak isi dalam koran.
Kubaca terus dengan perasaan penasaran, ceritanya adalah ada seorang murid SD yg akan menjalani ujian akhir dipaksa wali kelasnya memberikan contekan kepada teman-temannya pada saat ujian akhir berlangsung, beberapa hari kemudian murid ini bilang sama ibunya, ibunya nggag terima kenapa anaknya dipaksa harus memberi contekan. Sang Ibu melapor kepada . . . .
"ris, mie ayamnya sudah jadi ris . . "tegas myFath membuyarkanku membaca koran
"ohya sebentar yah, habis ini aku selip ayah, ayah makan duluan aja" ucapku dengan masih mencari baris dimana terkahir kalinya aku membaca koran tadi.
Kemudian sang Ibu melapor kepada pihak sekolah. Pihak sekolah tidak memberikan tanggapan yg memuaskan, akhirnya sang Ibu melapor kepada diknas, hal ini membuat ricuh semua wali murid SD tersebut karena diknas akan mengadakan ujian susulan yg diakibatkan contekan massal yg dilakukan hampir semua murid di SD tersebut. Ini malah membuat banyak wali murid semakin ricuh dan berdemo di depan sang Ibu tadi, menuntut sang Ibu tadi harus minta maaf gara-gara mencemarkan nama baik sekolah. Sampai disini aku mulai berpikir keritis, , ,Lhoh, kok yg salah malah ibunya, kenapa para guru membiarkan muridnya untuk mencontek, malah guru disini menyuruh muridnya untuk contekan, perbuatan yg seharusnya dilarang penuh oleh setiap guru terhadap muridnya, karena mencontek adalah perbuatan yg tidak jujur, seperti halnya korupsi, kalo sejak dini aja udah diajarin nyontek, mau jd apa generasi muda untuk masa depan kita semua, apa mau ngasih kesempatan para penjajah untuk de-javu di Indonesia ?
Malah masyarakat yg didominasi oleh wali murid memprotes tindakan sang Ibu yg jujur tadi, sampe-sampe berdemo untuk memaksa sang Ibu untuk di usir dari kampung. Nggak masuk akal banget tau nggag ! Kenapa masyarakat khususnya orang tua jaman sekarang malah berbuat begitu, ini membuktikan bahwa kurangnya ajaran moral dari setiap orang tua terhadap anak-anaknya. Well, anak-anak pada masa-masa SD adalah masa bermain tapi nggag seharusnya bermain terus donk, semua butuh bimbingan dari orang tua dan juga guru-guru di sekolah. Anak yg mencontek menandakan tidak adanya persiapan untuk menghadapi ujian, lantas apa aja yg dilakuin orang tua n guru-guru jauh sebelum ujian dimulai ? Hibernasi ?
"Ris, ayah pulang dulu, sesuai janji, yg makannya habis terakhir itu yg mbayar, tadi ayah cuman nambah es jeruk sama kerupuk doang, nggag tau habisnya berapa, biar diitung sama omnya yg jual, dah sekarang ayah pulang dulu, ada telepon dr td mungkin dari pembeli kayu" ucap ayahku yg langsung melesat jauh meninggalkan warung dan meninggalkan diriku mengaga dan terpaku membeku dengan mie ayam yg masih utuh di depanku.
DNE EHT
0 komentar:
Posting Komentar