Inget cerita pertama yg gue dimarahin ama si kodok, berikut lanjutannya . . .
Di jalan, dr Karang Plasa sampek rumahnya Alim di Tasikmadu gue kayak dimarahin ustad yg sendal jepitnya baru aja ilang di mesjid . Jalan sepanjang 4 ribu meter abis dimakan si kodok buat marahin gue gara2 gue telat jemput dia. Kalo pelampiasan si kodok ini ditulis, mungkin bisa dijadiin cerpen n best seller di Wilis.
Sesampainya di depan rumah Alim, aku langsung menghentakkan kakiku n memanggil namanya 3 kali, tidak lama kemudian muncullah sesosok makhluk kege*apan bermata satu berpakaian batik. Ingat bahwa makhluk ini adalah seorang Alim bukan layaknya dajjal yg beredar di pasaran.
"Lho he, Lha terus ?" tanya aLim heran.
"opone sing Lha terus ?" ku berusaha membalikkan pertanyaan.
"Yo lha terus aku lungguh d' ndi ?" tanyanya kritis
"Yaampun Lim, kuen Lungguh d' sofa bagian tengah ngunu Lo Lim, kodok jarno nang sofa mburi Lak iso a, aku sing nyopir, ngunu ae bingung" jeLasku.
"Prasamu iki Xenia ngunu a" ungkap Alim tulus.
"emoh, aku d' tengah ae, babah !!" putusan kodok yg membuat kami berdua berpikir aneh.
"Eo Lek kuen jantan ngunu dok, Lha kuen betina hare, ngkok terawangane wong2 sing ndeLok koyog kawin berjalan dok" ungkapku lebih bijaksana dan sopan.
"emoh, aku d' tengah ae, babah, eoest helmku tak tutup, Lho kn gag ketok Leg aku wanita kn" ungkapnya seakan membodohi kami berdua, sebodoh-bodohnya orang punya mata, nggag mungkin ada orang yg ngira kaLo cewek "berkrudung pink" yg bonceng d tengah walaupun dgn heLm tertutup itu adalah pria.
Dengan posisi seperti ini kami menjemput Icha yg berdiam di Karanglo. Dengan berkecepatan 700cm perdetik JupiterZ ku mampu menyalip banyak sepeda motor ternama seperti : supra X, supraFit, vespa, honda800, dan juga mampu menaklukkan dan menyalip jauh angkutan umum TST, poLisi tidur demi poLisi tidur telah kami lewati n setidaknya juga meLewati tikungan curam beraspaL kira2 dengan sudut elevasi 120 derajat. Rintangan yang amat mematikan telah kami lewati n akhirnya kami sampai pada sebuah rumah bertingkat, Icha's home.
Kenapa kami harus menjemput Icha, mungkin karena Icha belum sehati dengan scoopy nya, maka dari itu kami harus mengantar Alim sang penggonceng untuk menggonceng Icha.
"cuk ? Nandi ae cuk ? Aku kaet maeng ngenteni, sampek dandananku Luntur iki Lo cuk?" curhat Icha di depan rumahnya menyambut baik kedatangan kami.
"Lim, areg iki Lek mesoh nggawe tanda tanya ownd Lim" bisikku di teLinga Alim
"eo mungkin iku ciri khasnya Icha paLing, de'e kan Lemah Lembut a" jawab Alim sante
"Ayo mLebu diseg reg, kuen gag ngombe2 diseg a dok ? Ayo Lim mLebu diseg Lim, Lungguh2 disek ngunu Lo istirahat." saranku peduLi terhadap raut muka kusut mereka.
"kown ngkok nang MTD pengen ndeLog wong moLeh a !!!"semprot si kodok bringas.
"ayo wes ndang budhaL mas, ngkok selak bengi Lo,," ujar Icha mendukung si Kodok.
"emane regk" sesaLku sambil beranjak dari ruang tamu menuju JupeterZ ku kembali.
"Lho, Lha nopi d' ndi ?" tanya aLim.
"wes nank kono ngenteni, ayo wes budhaL" sigap Icha dengan mengeLuarkan scoopy nya dr garasi.
Sesampainya di MTD hal yang nggag pernah aku duga terjadi, hal yg hampir bisa membuat persahabatan kami terpecah belah. . .
BERSAMBUNG . . .
1 komentar:
bagus2 !!
Posting Komentar